Minggu, 30 Januari 2011

Negeriku Yang Menjijikkan

Aku sangat mencintai negeri ini seperti halnya anak-anak bangsa yang lainnya seperti kuceritakan sebelumnya betapa aku sangat terharu dengan gegap gempita anak bangsa meneriakkan “Indonesia” pada saat mendukung TIMNAS Indonesia melawan Malaysia. Betapa anak-anak bangsa ini begitu kuat dukungannya atas Prestasi yang ingin diraih. Anak-anak kecil hingga orang dewasa disudut-sudut kampung memakai kostum kebanggaan TIMNAS.

Tapi beberapa saat kemudian aku kembali terhempas oleh realitas bangsaku yang sangat menjijikkan. Betapa Pemimpin-peminpin negeri ini sudah benar-benar kehilangan rasa malu. Sebuah rasa yang seharusnya melekat pada diri seorang manusia. Betapa dia tidak malu dengan kasus Gayus yang sangat tampak didepan mata. Jika kasus ini tidak dapat terbongkar sampai keakar-akarnya jangan pernah bermimpi kita dapat menumpas korupsi dinegeri ini. Gayus dengan kasus-kasusnya seolah bercerita untuk tidak pernah bermimpi tentang pemberantasan korupsi dan penegakan hukum yang adil jika untuk menuntaskan sebuah kasus yang telah nyata dan telanjang menyakiti hati bangsa ini tidak dapat anda kupas sampai keakar-akarnya. Cerita-cerita tipuan yang dilontarkan Pemimpin negeri ini tentang pemberantasan korupsi telah menggugah forum tokoh lintas agama untuk menyampaikan seruan perlawanan terhadap Pemimpin Penipu dan Pembohong. Ini bukan sebuah lelucon kawan, tokoh-tokoh lintas agama sudah menyerukan perlawanan? Artinya anak-anak bangsa dari berbagai agama dan keyakinan yang hidup di negeri ini telah diseru untuk melawan dan berjuang meruntuhkan penguasa pembohong dinegeri ini. Apakah kita sebagai salah satu anak bangsa harus juga ikut bergerak dan berjuang untuk ikut meruntuhkan penguasa dan pemimpin yang pembohong?? Apakah Gerakan Rakyat di Tunisia dan Mesir yang sedang bergolak akan menular ke negeri ini?? Jika kita coba banding-bandingkan, rasanya negeri ini lebih parah dibanding Mesir, tapi kok adem-adem aja ya?? Apa kita sudah sedemikian pasrah dengan keaadaan ini?

Sementara dibagian dunia lain dinegeri ini anak-anak bangsa terseok-seok oleh rasa lapar, bahkan ada yang rela menggantikan tahanan di penjara hanya untuk sekedar uang 10 juta. Sebuah realitas yang sangat menyakitkan hati. Disebagian yang lain negeri ini kita mendengar bahwa ada sepasang suami istri bunuh diri karena tidak dapat memberi makan anak-anak mereka, Sedangkan aku mendengar sebuah pidato keluhan dari Pemimpin bangsa ini bahwa dia yang sangat terhormat sudah 7 tahun tidak naik gaji? Rasanya pantas saja kalau ada Gerakan dari Rakyat mengumpulkan koin untuk Gaji Presiden. Gerakan rakyat mengumpulkan koin untuk gaji Presiden bukan sebuah gerakan biasa, ini sebuah simbol betapa kita sudah muak dengan dengan semua kesulitan yang dihadapi Rakyat Negeri ini. Sementara ada Pemimpin yang hanya berpikir untuk dirinya sendiri.

Entah apa yang dipikirkan oleh para Pemimpin negeri ini sehingga sepertinya tidak ada jalan keluar dari kemiskinan diatas negeri yang kaya raya ini. Mungkin mereka pikir lebih baik kekayaan kita diambil oleh penguasa asing dari pada dimanfaatkan Rakyatnya sendiri, toh mereka tetap kebagian. Ah tega banget sih pak? Emang dapet berapa sih?