Kamis, 16 Desember 2010

Kerinduanku

Kemarin malam aku dan anakku larut dalam hiruk pikuk pertandingan sepakbola semifinal piala AAF antara Indonesia melawan philipina di Stadion Gelora Bung Karno, sebenarnya aku tidak terlalu suka sepakbola, bahkan ini untuk pertama kalinya aku menonton sepakbola secara langsung. Aku menonton sepakbola ini sebagai wujud dukunganku atas prestasi TimNas sepakbola Indonesia, Atau memang aku terpancing secara emosional oleh demam timnas yang melanda negeri kita akhir-akhir ini?? Entahlah, tapi menurutku semua sangat positif untuk bangsa ini.

Sebuah pengalaman yang menakjubkan sekaligus mengharukan, betapa aku terharu bahwa bangsa ini sebenarnya punya nasionalis yang sangat tinggi. Dukungan terhadap TimNas kita tidak berhenti sedetikpun, riuh rendah suara pendukung bersahut-sahutan denga bunyi tetabuhan yang sengaja mereka bawa, ini menunjukkan betapa kita rindu akan sebuah prestasi dan kemenangan ditengah pelecehan bangsa-bangsa lain terhadap negeri ini. Aku kemarin bahkan sempat berharap Presiden Republik Indonesia yang ikut menonton pertandingan ini dapat menangkap betapa kami rindu Republik ini berdiri dengan gagah diantara negara-negara lain, betapa kami rindu dapat menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan lantang. Tolong bantu kami ya Pak Presiden, kami yakin anda orang hebat, karena hanya orang hebatlah yang bisa menggiring bangsa ini menuju kemenangan, atau jika anda tidak sehebat yang kami kira, tolong cepat turun dari singgasanamu, agar kami dapat dengan cepat memilih yang lebih hebat.

Jika aku kembali ingat beberapa saat yang lalu rapat antara Komisi IV DPR RI dengan PT. Freeport tentang hak pinjam pakai hutan, betapa dengan pongahnya FreePort menyatakan bahwa dia sudah memiliki kontrak karya dengan Pemerintah Indonesia, seolah kontrak karya itu adalah surat warisan Tuhan kepada mereka atas negeri Indonesia. Ini Negeri kami Bung, tidak siapapun jua boleh menjual negeri ini kepada anda. Tapi maaf aku tidak mengutuk anda yang memang perampok, yang lebih aku kutuk adalah Pemimpinku yang membiarkan negeri ini dirampok oleh anda hanya karena dia mendapatkan bagian yang sedikit dari anda, luar biasa kutukanku untuk mereka. Rasanya panas api neraka tidak cukup panas untuk memanggang tubuh mereka atas penderitaan rakyat negeri ini.

Ratusan triliun kekayaan negeri ini diangkat setiap tahun oleh Freeport, dan itu dibiarkan olehmu wahai Pemimpin Bangsa?? Bahkan rakyat sekitar saja yang tidak lebih dari seratus ribu orang tidak mampu sejahtera atas kehadiran Freeport?? Lantas apa gunanya kekayaan negeri ini kau keruk?? Lantas berapa banyak sih uang sogokan yang kau terima?? Entahlah.....yang jelas malam ini aku bersorak sorai gembira atas kemenangan TimNas, setidaknya sebagai obang penghilang rasa sakit sementara walau lukaku masih menganga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar